China semakin memperluas investasi di Indonesia, mulai dari pengembangan kecerdasan buatan (AI) hingga proyek strategis Kereta Cepat Jakarta-Surabaya. Kedua negara juga menjajaki kolaborasi di sektor penerbangan, kelautan, kesehatan, dan pendidikan melalui skema business to business (B2B).
Jakarta, 25 Mei 2025 – Ketua Kadin Indonesia Komite Tiongkok (KIKT), Garibaldi “Boy” Thohir, mengungkapkan bahwa China menunjukkan minat besar berinvestasi di berbagai sektor strategis Indonesia. Hal ini disampaikan usai acara *Indonesia-China Business Reception 2025* di Hotel Shangri-La, Jakarta, Sabtu (24/5).
“Banyak sektor yang dilirik, seperti kereta cepat, penerbangan, hilirisasi, AI, kesehatan, pendidikan, hingga perikanan dan kelautan,” jelas Boy Thohir.
Menurutnya, akan ada 8 klaster kerja sama antara perusahaan China dan Indonesia, termasuk pengembangan robot berbasis AI. Skema investasi B2B dipilih untuk memberikan fleksibilitas dalam struktur kemitraan.
Dukungan Politik & Proyek Kereta Cepat
Ketua Umum Kadin Anindya Bakrie menekankan, kelancaran investasi dan penyerapan tenaga kerja menjadi prioritas. Kehadiran Presiden Prabowo Subianto dan PM China Li Qiang dalam acara tersebut dinilai sebagai sinyal kuat komitmen bilateral.
“Jika pemimpin kedua negara terlibat, proses perizinan dan pendanaan akan lebih mudah,” ujar Anindya.
Sementara itu, proyek semi-kereta cepat Jakarta-Surabaya diprediksi menjadi salah satu fokus investasi. Direktur Jenderal Perkeretaapian, Mohamad Risal Wasal, menyatakan bahwa jalur proyek akan dialihkan dari utara ke selatan setelah mempertimbangkan kajian teknis.
“Studi kelayakan masih berjalan, dan kami terbuka untuk partisipasi perusahaan lokal dalam lelang,” kata Risal.
Dengan potensi investasi China yang konsisten mencapai USD 50 miliar per tahun, kerja sama ini diharapkan mendorong pertumbuhan ekonomi dan transfer teknologi di Indonesia
Comment