headlinesia.com, Jakarta, 30 Juni 2025 – Kejaksaan Agung (Kejagung) mengintensifkan penyelidikan dugaan korupsi pengadaan laptop berbasis Chromebook di lingkungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) periode 2019-2022. Mengapa kasus ini krusial? Proyek senilai Rp9,9 triliun ini berpotensi menyebabkan kerugian negara besar, mendorong penyidik memeriksa lebih dari 40 saksi, termasuk mantan Menteri Nadiem Makarim.
“Setidaknya lebih dari 40 orang telah diminta keterangan dan diperiksa sebagai saksi,” tegas Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Harli Siregar, saat ditemui di Gedung Penkum Kejagung, Jakarta, Senin (30/6/2025). Keterangan para saksi ini, lanjutnya, akan dianalisis penyidik untuk mengungkap pihak paling bertanggung jawab dalam korupsi pengadaan laptop pendidikan tersebut.
Saksi Kunci dan Pemeriksaan Vendor
Penyidik Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) telah memanggil sejumlah tokoh kunci, di antaranya:
- Eks Mendikbudristek (2019-2024), Nadiem Makarim.
- Staf khusus seperti Fiona Handayani dan Ibrahim Arief.
- Pejabat pembuat komitmen hingga eselon direktorat di Kemendikbudristek.
Pemeriksaan juga merambah ke vendor penyedia barang, menunjukkan upaya menyelidiki seluruh mata rantai pengadaan.
Eskalasi Status dan Potensi Kerugian
Mengapa penyidikan baru dimulai sekarang? Harli menjelaskan, kasus ini baru ditingkatkan statusnya dari penyelidikan ke penyidikan pada 20 Mei 2025. Keputusan ini tertuang dalam Surat Perintah Penyidikan Nomor 38.
*“Tanggal 20 Mei 2025, Jampidsus meningkatkan status penanganan perkara untuk dugaan tindak pidana korupsi pengadaan digitalisasi pendidikan 2019-2022,”* ujar Harli.
Meski penyidih belum menetapkan tersangka dan masih menghitung kerugian negara, besaran anggaran proyek—Rp9,9 triliun—menjadi alarm serius. Investigasi difokuskan pada kemungkinan mark-up harga, penyimpangan spesifikasi, atau pelanggaran prosedur pengadaan.
Dampak pada Digitalisasi Pendidikan
Kasus ini menyoroti kerentanan pengadaan barang pendidikan bernilai tinggi. Mengapa publik harus peduli? Dana triliunan rupiah itu seharusnya mendukung transformasi digital sekolah melalui perangkat Chromebook, namun berpotensi dikorupsi—mengorbankan kualitas pembelajaran generasi muda.
Kejagung menegaskan pemeriksaan saksi akan terus berlanjut untuk mengumpulkan alat bukti kuat sebelum menetapkan tersangka. Masyarakat menanti transparansi proses hukum ini, mengingat skalanya yang terbesar di sektor pendidikan dalam beberapa tahun terakhir.
Comment