Badan Gizi Nasional (BGN) bergerak cepat menanggapi laporan dugaan keracunan yang menimpa peserta program Makan Bergizi Gratis (MBG). Sebanyak 4.711 siswa di berbagai daerah diduga mengalami gangguan kesehatan usai menyantap makanan dari program andalan pemerintah tersebut. Menanggapi hal ini, BGN segera membentuk tim investigasi khusus yang terdiri dari multi-ahli untuk turun langsung ke lapangan guna mengusut tuntas akar permasalahannya.
HEADLINESIA.com, JAKARTA, 23 SEPTEMBER 2025 – Merespons maraknya laporan tersebut, Wakil Kepala BGN, Nanik S. Deyang, mengonfirmasi pembentukan tim penyelidik. Langkah ini diambil sebagai bentuk tanggung jawab setelah ditunjuk oleh Presiden Prabowo Subianto untuk memimpin BGN. “Saya akan membentuk tim investigasi untuk masalah yang diduga keracunan dan juga tim investigasi di bidang menu makanan atau dapur,” tegas Nanik dalam konferensi pers di Kantor BGN, Jakarta Pusat, Senin (22/9/2025).
Nanik menekankan bahwa investigasi ini penting untuk memberikan second opinion atau sudut pandang kedua, yang berjalan beriringan dengan pemeriksaan yang dilakukan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Ia juga menjelaskan bahwa istilah “dugaan” sengaja digunakan karena penyebab pasti gangguan kesehatan masih diselidiki. “Investigasi ini berkait dengan yang ramai sekarang adalah kasus dugaan, saya sebut dugaan karena belum tentu semua yang bermasalah atau keracunan,” jelasnya.
Proses investigasi akan dilakukan secara komprehensif, mencakup penelusuran dari hulu ke hilir. Tim akan memeriksa kualitas bahan baku, proses pengolahan di dapur, hingga mengambil sampel makanan yang disimpan oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Rencananya, tim yang beranggotakan ahli kimia, farmasi, dan kesehatan ini akan dibentuk pada pekan ini dan langsung diterjunkan ke lokasi kejadian. “Jadi ini untuk mempercepat temuan sambil menunggu BPOM, supaya masyarakat segera mendapatkan jawabannya,” tambah Nanik.
Sementara itu, data terbaru yang dirilis oleh Kepala BGN, Dadan Hindayana, mengungkap skala masalah yang terjadi. Total 4.711 orang dilaporkan terdampak, dengan sebaran di tiga wilayah utama Indonesia.
- Wilayah I (Pulau Sumatra): Sekitar 1.281 orang mengalami gangguan kesehatan.
- Wilayah II (Pulau Jawa): Terjadi 27 kasus yang melibatkan 2.606 orang.
- Wilayah III (Pulau Kalimantan, Sulawesi, Papua): Tercatat 11 dugaan kasus dengan 824 peserta didik terdampak.
Menanggapi temuan ini, Dadan menyampaikan rasa prihatin dan penyesalannya. “Terkait berbagai kejadian di Tanah Air, kami tentu saja sangat menyesalkan kejadian ini masih ada dan kami prihatin,” ujar Dadan. Pembentukan tim investigasi diharapkan dapat mengidentifikasi titik kegagalan dan memastikan program MBG yang aman dan berkualitas bagi seluruh peserta di masa depan.
Comment