Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali disorot. Kali ini, sebuah tematan mengejutkan datang dari Pengurus Wilayah Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (PW RMI NU) Jakarta yang mengungkap adanya indikasi minyak babi yang digunakan dalam proses produksi food tray atau ompreng untuk program tersebut. Temuan ini berdasarkan hasil uji laboratorium independen di Shanghai, Cina, yang diinisiasi oleh seorang pemasok yang juga menjabat sebagai Sekretaris PW RMI NU Jakarta.
HEADLINESIA.com, JAKARTA, 18 SEPTEMBER 2025 – Sebuah fakta mencengangkan terungkap dari balik produksi wadah makanan atau food tray untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG). Hasil uji laboratorium di Shanghai Weipu Testing Technology Group, Cina, menunjukkan adanya kandungan “lemak babi olahan” dalam sampel minyak pelumas yang digunakan untuk mencetak ompreng tersebut.
Temuan ini diungkap oleh Wafa Riansah, seorang pemasok yang juga merupakan Sekretaris Pengurus Wilayah Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (PW RMI NU) Jakarta. Wafa mengaku pertama kali menduga adanya masalah saat berkunjung langsung ke pabrik ompreng di Cina.
“Ternyata kami temukan minyak babi di situ. Makanya saya enggak jadi impor,” kata Wafa kepada Tempo, Selasa (16/9/2025). Kecurigaannya itu kemudian dibuktikan dengan pengujian ilmiah.
Awalnya, Wafa membawa sampel minyak tersebut untuk diuji di PT Superintending Company of Indonesia (Sucofindo). Namun, perusahaan testing tersebut menyatakan tidak dapat menguji karena keterbatasan metode. Langkah akhir, sampel minyak pun dikirimkan ke laboratorium Weipu di Cina untuk dianalisis.
Dokumen hasil uji bernomor SHA03-25091211-FX-01CnEnR1 yang dilihat Tempo menyebutkan, Weipu menganalisis sampel dengan tiga metode canggih: Fourier Transform Infrared Spectrometer (FTIR), Gas Chromatography Mass Spectrometry (GC-MS), dan Nuclear Magnetic Resonance Spectrometer (NMR).
Kesimpulan laporan tersebut tertulis jelas, “Komponen utama lemak babi olahan adalah lemak yaitu trigliserida.” Lebih rinci, Lembar Data Keselamatan Bahan menyebut komponen utama sampel terdiri dari minyak dasar olahan, ester sintetis, parafin terklorinasi, lemak babi olahan, aditif antikarat, dan bahan pelumas.
Menanggapi temuan ini, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengakui bahwa minyak memang digunakan dalam proses pembuatan ompreng MBG. Namun, dia menegaskan bahwa minyak itu hanya berfungsi sebagai pelumas mesin saat proses pengepresan (stamping) dan bukan sebagai bahan baku wadah makanannya.
“Bahan food tray kombinasi kromium dan nikel. Minyak digunakan pada mesin saat stamping, bukan pada food tray,” kata Dadan, Kamis (28/8/2025).
Sementara itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan telah menuntaskan pengujian sampel ompreng MBG yang diduga mengandung lemak babi tersebut. Namun, Kepala BPOM Taruna Ikrar menyebut bahwa lembaganya tidak dapat mengumumkan hasil uji tersebut secara mandiri ke publik.
Taruna menjelaskan bahwa BPOM telah berkoordinasi dengan Badan Gizi Nasional (BGN), Kantor Komunikasi Kepresidenan, dan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) membahas hasil uji sampel tersebut.
“Intinya, nanti akan diumumkan secara bersama-sama. Leading sector-nya untuk pengumuman hasil tes ini ada di Kantor Komunikasi Kepresidenan,” pungkas Taruna di Kompleks DPR, Senayan, Jakarta, Senin (15/9/2025).
Temuan ini tentunya menimbulkan kekhawatiran publik, terutama mengenai jaminan kehalalan produk yang digunakan dalam program pemerintah yang menyentuh langsung masyarakat luas. Masyarakat kini menunggu pengumuman resmi dan langkah tegas dari pihak berwenang.
Comment