HEADLINESIA.com, YOGYAKARTA, 31 Juli 2025 – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengguncang publik dengan optimisme besar: nilai tukar Rupiah berpeluang melesat hingga Rp1.000 per Dolar AS! Syaratnya, Indonesia harus serius menggarap hilirisasi komoditas ekspor mulai saat ini.
“Dolar AS bisa Rp1.000 ke depan. Tapi ini harus dikerjakan dari sekarang,” tegas Amran dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Pembangunan Daerah Triwulan II Pemda DIY di Gedhong Pracimasono, Yogyakarta, Selasa (30/7).
Amran membeberkan potensi luar biasa yang terbuang. Saat ini, ekspor kelapa bulat mentah hanya bernilai Rp20 triliun. Jika diolah di dalam negeri, nilainya bisa melonjak 100 kali lipat menjadi Rp2.000 triliun!
“Kalau seluruh komoditas ekspor kita yang kita kirim ke luar negeri itu kita hilirisasi, katakanlah Rp20.000 sampai Rp50.000 triliun,” paparnya.
Anggaran Besar Disiapkan
Untuk mewujudkan target raksasa ini, Presiden Prabowo Subianto telah menyetujui anggaran jumbo senilai Rp371 triliun khusus untuk hilirisasi komoditas nasional. Amran mengonfirmasi Rp40 triliun di antaranya sudah siap dicairkan.
“Hari ini saya tanda tangan. Turun (cair) anggarannya Rp8 triliun, total Rp40 triliun. Hari ini ada anggaran pertanian Rp40 triliun,” ucapnya tegas.
Fokus pada Komoditas Bernilai Tinggi & Stop Ekspor Mentah
Kakao, mete, dan kopi menjadi prioritas utama program hilirisasi. Amran menyesalkan praktik ekspor bahan mentah yang merugikan Indonesia. Dia mencontohkan kakao asal Sulawesi yang diekspor mentah ke Singapura. Setelah hanya melalui proses penggilingan (“ulek-ulek”), harganya melejit 38 kali lipat!
“Modalnya Singapura cuma ulek, ulek, diputar gini. Maka kami rintis… yang mengulek nanti ke depan adalah Indonesia. Semua komoditas kita ulek, dikelola di Indonesia,” tandasnya. Untuk membangun fasilitas pengolahan dalam negeri, Kementan menyiapkan anggaran tambahan Rp4-7 triliun.
Peluang Pasar Global Menjanjikan
Amran juga menyoroti peluang emas dari perubahan pola konsumsi global. Negara seperti India dan China kini beralih ke “coconut meal”, sementara mereka tidak bisa menanam kelapa. Ini membuka pasar lebar bagi Indonesia.
“Dari Eropa, kelapa mentah dijual Rp34.000. Ke depan, ada enam dari 13 komoditas strategis yang mungkin bisa kita selesaikan,” imbuhnya.
Visi Indonesia Emas
Mentan Amran menutup dengan optimisme tinggi. Jika hilirisasi berjalan maksimal, nilai ekspor pertanian Indonesia yang kini Rp600 triliun bisa melambung 50-100 kali lipat, mencapai Rp30.000 triliun!
“Kalau itu terjadi… Indonesia mencapai Indonesia Emas dan menjadi negara ‘superpower’ ke depan,” pungkasnya, menegaskan komitmen menjadikan sektor pertanian sebagai penggerak utama kemakmuran dan penguatan nilai tukar Rupiah.
Comment