Headlinesia.com, Jakarta, 5 JUNI 2025 – Pemerintah Presiden Prabowo Subianto memerlukan dana Rp10.000 triliun guna mengejar target pertumbuhan ekonomi 8% dalam lima tahun ke depan. Namun, mengapa angka itu begitu besar? Juru Bicara Kantor Komunikasi Presiden Fithra Faisal Hastiadi mengungkapkan, hanya Rp3.000 triliun yang bisa dipenuhi dari dalam negeri. Sisanya—Rp7.000 triliun—harus berasal dari investasi asing.
“Pertumbuhan 8% mustahil tercapai tanpa suntikan modal besar. Kita hanya mampu menyediakan 30% dari kebutuhan total. Selebihnya, kita bergantung pada investor global,” tegas Fithra dalam Soemitro Economic Forum di Hotel The Tribrata, Jakarta, Rabu (4/6/2025).
Mengapa Investasi Asing Penting?
Fithra menjelaskan, enam sektor kunci menjadi penopang: energi, teknologi informasi (ICT), sanitasi air, sumber daya air, transportasi, dan perumahan. Sektor-sektor ini dipilih karena dampak penggandanya tinggi terhadap produktivitas dan penyerapan tenaga kerja. Namun, untuk menarik investor, Indonesia harus menjaga netralitas di tengah konflik global.
“Kita tak bisa memihak dalam perang dagang AS-China. Keduanya mitra vital. Kita tawarkan kemitraan setara ke semua pihak,” ujarnya, mencontohkan pendekatan Presiden Prabowo yang merangkul kedua negara.
Reformasi Kebijakan dan Pelajaran dari Vietnam
Fithra menyoroti pentingnya merevisi aturan penghambat investasi, seperti kuota impor dan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang kaku. “Regulasi TKDN berlebihan justru memutus rantai pasok global. Vietnam sukses jadi pusat industri karena fleksibel,” katanya.
Pemerintah juga akan memperkuat kerja sama dengan negara ASEAN guna memanfaatkan posisi strategis kawasan di jalur perdagangan dunia. Langkah ini, menurut Fithra, krusial untuk memasuki regional production network.
Tantangan Ke Depan
Pencapaian target Rp7.000 triliun investasi asing dinilai berat. Namun, Fithra meyakinkan, netralitas diplomasi dan deregulasi menjadi kunci. “Tanpa partisipasi dalam produksi global, ketahanan ekonomi Indonesia sulit terwujud,” pungkasnya.
Comment