headlinesia.com, Jakarta, 11 Juni 2025 — Bank Dunia secara resmi merevisi garis kemiskinan global ke atas setelah mengadopsi standar paritas daya beli (PPP) terbaru 2021, menggantikan patokan sebelumnya berbasis PPP 2017. Perubahan ini berdampak signifikan pada statistik kemiskinan dunia, termasuk Indonesia, di mana jumlah penduduk miskin secara perhitungan kasar melonjak hingga 208,38 juta jiwa (73,1% populasi).
Revisi ini didasarkan pada pembaruan data Purchasing Power Parities (PPP) 2021 yang dipublikasikan Bank Dunia melalui The International Comparison Program (ICP) edisi Mei 2025. PPP digunakan sebagai alat ukur standar untuk membandingkan daya beli antarnegara dengan menyesuaikan perbedaan harga barang/jasa dan nilai tukar. Dalam dokumen “June 2025 Update to the Poverty and Inequality Platform (PIP)” (10/6/2025), Bank Dunia menegaskan:
“Penerapan PPP tahun 2021 menyiratkan revisi garis kemiskinan global.”
Tiga Garis Kemiskinan yang Naik
Bank Dunia menaikkan tiga kategori garis kemiskinan:
- Kemiskinan ekstrem internasional: dari US$2,15 (PPP 2017) menjadi US$3,00 (PPP 2021).
- Negara berpendapatan menengah bawah: dari US$3,65 menjadi US$4,20.
- Negara berpendapatan menengah atas (termasuk Indonesia): dari US$6,85 menjadi US$8,30.
Dampak Global: Jumlah Miskin Membengkak
Revisi ini menyebabkan kenaikan tajam jumlah penduduk miskin di seluruh dunia:
- Kemiskinan ekstrem:
- Asia Timur & Pasifik: 20,3 juta → 54 juta.
- Sub-Sahara Afrika: 448 juta → 558,8 juta (dua pertiga miskin ekstrem global).
- Garis menengah atas (US$8,30):
- Asia Timur & Pasifik: 584,2 juta → 679,2 juta.
- Eropa & Asia Tengah: 40,3 juta → 59,3 juta.
Implikasi untuk Indonesia
Berdasarkan Macro Poverty Outlook Bank Dunia (April 2025), Indonesia sebelumnya mencatat 171,91 juta penduduk miskin (60,3% populasi) dengan patokan US$6,85 (PPP 2017). Dengan kenaikan garis kemiskinan menjadi US$8,30 (PPP 2021), perhitungan kasar menggunakan asumsi linier menunjukkan:
- Jumlah penduduk miskin: 208,38 juta jiwa (naik 36,47 juta).
- Tingkat kemiskinan: 73,1% dari populasi 2024 (285,1 juta jiwa).
Catatan kritis: Angka ini merupakan estimasi berbasis kenaikan proporsional PPP dan belum diumumkan resmi oleh Bank Dunia.
PPP (Purchasing Power Parities) adalah metode statistik untuk membandingkan daya beli mata uang antarnegara melalui harga barang/jasa identik. Nilai dolar AS di sini bukan kurs pasar, melainkan penanda paritas daya beli.
Proyeksi Dunia yang Suram
Bank Dunia menekankan bahwa kenaikan garis kemiskinan ini merefleksikan realitas ekonomi terkini, terutama di kawasan rentan seperti Afrika Sub-Sahara. Tanpa intervensi kebijakan mendesak, target pengentasan kemiskinan global terancam mundur.
#headline #headlinesia #beritaheadline
Comment