Headlinesia.com, JAKARTA, 28 Mei 2025 – Indonesia diprediksi mampu mempertahankan status swasembada pangan hingga 2026, dengan stok beras nasional mencapai 3,9 juta ton per Mei 2025. Namun, pengamat mengingatkan pentingnya mitigasi perubahan iklim dan peningkatan produktivitas pertanian untuk menjaga keberlanjutan.
Berdasarkan definisi Food and Agriculture Organization (FAO), Indonesia dikategorikan swasembada pangan jika 90% kebutuhan dipenuhi dari produksi dalam negeri. Eliza Mardian, Pengamat Pertanian dari Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, menyatakan bahwa saat ini Indonesia memenuhi kriteria tersebut.
“Kita masih swasembada karena 90% pasokan berasal dari petani lokal. Namun, tantangannya adalah memastikan stabilitas ini berkelanjutan,” ujar Eliza kepada Bisnis, Selasa (27/5/2025).
Faktor Pendukung Swasembada
Eliza menjelaskan, keberhasilan tahun ini didorong oleh strategi aktif Perum Bulog dalam menyerap gabah petani, berbeda dengan 2024 yang masih mengandalkan impor beras 3,8 juta ton. “Pemerintah sebelumnya impor karena Bulog kurang optimal menyerap produksi petani. Sekarang dengan pendekatan ‘jemput bola’, stok dalam negeri tercukupi,” jelasnya.
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) juga menegaskan komitmen pemerintah untuk tidak mengimpor beras hingga 2026. “Stok 3,9 juta ton cukup hingga tahun depan. Fokus kami kini beralih ke penguatan pangan berprotein seperti ikan, udang, dan garam,” tegas Zulhas dalam acara Jelajah Daulat Pangan Bisnis Indonesia di Jakarta (27/5/2025).
Tantangan Ke Depan
Meski optimis, Eliza memperingatkan ancaman perubahan iklim yang dapat mengganggu produksi. Langkah antisipasi seperti perbaikan irigasi, penggunaan varietas tahan iklim ekstrem, dan pendampingan teknologi bagi petani dinilai krusial.
“Kuncinya ada pada pendampingan intensif dan inovasi teknologi untuk meningkatkan produktivitas sekaligus kesejahteraan petani,” tambahnya.
#headline #headlinesia #pangan
Comment