Headlinesia.com, Pekanbaru, 20 Mei 2025 – Dalam beberapa minggu terakhir, media sosial Riau diramaikan oleh beredarnya konten hoax, ujaran kebencian, dan provokasi yang berpotensi memecah belah masyarakat. Menyikapi hal ini, Gerakan Bersama ARUSBAWAH Riau menyerukan pentingnya literasi digital dan kewaspadaan masyarakat dalam menyaring informasi.
“Kami prihatin dengan maraknya konten negatif yang tidak hanya menyesatkan, tetapi juga berpotensi mengganggu keamanan dan ketertiban sosial,” ujar Shodik Purnomo, Sekretaris ARUSBAWAH Riau, dalam keterangannya kepada headlinesia.com, Senin (19/5).
Konten Provokatif Menyasar Figur Publik
Shodik mengungkapkan, salah satu sasaran konten provokatif belakangan ini adalah Gubernur Riau, Abdul Wahid. Beberapa unggahan di platform seperti TikTok, Instagram, Facebook, dan WhatsApp dinilai sengaja menyudutkan Gubernur dengan narasi yang tidak berdasar.
“Ada laporan dari masyarakat yang menyampaikan langsung kepada kami tentang konten-konten bermuatan negatif tersebut. Ini sangat berbahaya karena bisa memicu perpecahan,” tegas Shodik, yang juga merupakan Pembina RTIK Provinsi Riau.
Ia menambahkan, penyebaran konten semacam ini sering kali dilakukan oleh akun-akun anonim atau buzzers yang memiliki agenda tertentu. “Kami menduga ada upaya sistematis untuk menciptakan kegaduhan di tengah masyarakat,” katanya.
Kolaborasi dengan Aparat Keamanan dan Regulasi Konten Digital
Untuk mengantisipasi eskalasi, ARUSBAWAH Riau akan berkoordinasi dengan Tim Cyber Polda Riau. “Kami akan bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk memantau dan menindak akun-akun penyebar hoax dan ujaran kebencian,” jelas Shodik.
Selain itu, ia mendorong Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Riau untuk dapat memperluas kewenangannya yang bekerjasama dengan Komisi Penyiaran Indonesia Pusat dalam mengawasi konten digital. “Media sosial sekarang memiliki pengaruh besar, tetapi regulasinya masih lemah. Perlu ada mekanisme yang lebih ketat untuk memfilter konten-konten berbahaya,” ujarnya.
Cerdas Bermedia Sosial dan Laporkan Konten Negatif
Shodik menekankan bahwa peran aktif masyarakat sangat penting dalam memerangi hoax dan konten provokatif. “Masyarakat harus lebih kritis dan teliti sebelum membagikan informasi. Pastikan sumbernya jelas dan terpercaya,” pesannya.
Ia juga mengimbau warga Riau untuk melaporkan konten negatif ke pihak berwenang, seperti: Kepolisian Daerah (Polda) Riau, KPID Riau dan yang lainnya.
“Pengaduan masyarakat adalah kunci untuk mencegah keresahan sosial. Jika menemukan konten yang mencurigakan, segera laporkan agar bisa ditindaklanjuti,” tegas Shodik.
Dampak Hoax dan Ujaran Kebencian terhadap Keharmonisan Sosial
Maraknya hoax dan konten provokatif tidak hanya mengancam stabilitas politik, tetapi juga keharmonisan sosial di Riau. Beberapa kasus sebelumnya menunjukkan bagaimana informasi palsu dapat memicu ketegangan antar-kelompok masyarakat.
“Kami tidak ingin Riau terpecah belah hanya karena ulasan-ulasan tidak bertanggung jawab di media sosial. Semua pihak harus bersatu menjaga kondusivitas daerah,” kata Shodik.
Upaya Literasi Digital dan Edukasi Masyarakat
Sebagai langkah preventif, ARUSBAWAH Riau berencana menggelar kampanye literasi digital di berbagai kabupaten/kota. “Kami akan menggandeng komunitas lokal, akademisi, dan influencer untuk menyosialisasikan pentingnya bijak bermedia sosial,” ungkapnya.
Masyarakat Harus Jadi Garda Terdepan Perangi Hoax
Shodik menutup pernyataannya dengan pesan tegas: “Jangan jadi penyebar hoax, jadilah penyebar kebaikan.”
“Kami percaya bahwa dengan kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan aparat keamanan, Riau bisa menjadi contoh dalam menangkal konten negatif di media sosial,” pungkasnya.
#StopHoax #BijakBermedsos #RiauHarmonis
Comment
Pak sek keren
Arus bawah adalah organisasi yg memperhatikan keutuhan dalam menyikapi persoalan devisiy anggaran,sosial politik harus di jaga untk kestabilan daerah.
Arus bawah keren